Wilson Selamat jalan Bu Carmel #RIP
Hari itu 11 juli 2000 Bunga lahir. Hari yang sama bu Carmel sedang di Jakarta. Kami sdh berjanji bertemu. Namun saya masih dirumah sakit.Bu Carmel hanya mengucapkan selamat utk bayi kami.
Sekitar bulan Agustus saya mendapat telpon dr Umar Said, eksil yg mengelola Restoran Indonesia di Paris. Umar Said sampaikan pesan dia membawa titipan ibu Carmel untuk bayi kami. Saya lalu menemuinya di sebuah restoran di Pancoran. Paket dr ibu Carmel diserahkan. Sampai dirumah paket itu saya buka.isinya seperangkat pakaian bayi. Ibu Carmel yg baik ternyata masih ingat dgn Bunga bayi kami.
Saya bertemu muka dgn Bu Carmel sekitar bulan Februari 1996 di London. Saat itu organisasi Tapol dan Amnesty International mengorganisir kampanye mendukung kemerdekaan Timor Leste dan gerakan demokrasi di Indonesia. Saya menginap di kantor Tapol di London. Tiap hari bersama bu Carmel saya menemui berbagai orang dan lembaga dgn berjalan kaki, naik , kereta atau naik bus. Energi Bu Carmel spt tak ada habisnya.
Bu Carmel mendirikan organisasi Tapol pada 1973. Nama Tapol adalah akronim dari Tahanan Politik, istilah yg diberikan oleh rejim orde baru soeharto kepada para tahanan PKI dan pendukung Soekarno yg ditahan tanpa pengadilan. Bu Carmel sendiri, dan suaminya Budiardjo ditahan. Bu Carmel sempat ditahan 3 tahun lalu dibebaskan dgn di deportasi kembali ke Inggris. Sejak Tapol berdiri bu Carmel melakukan advokasi dan kampanye internasional tentang pelanggaran Ham yg dilakukan atas para tahanan yg dituduh PKI paska Gestok 1965. Parlemen dan politisi di Inggris, media international, organisasi Ham dan berbagai komunitas solidaritas dia datangi dgn berbagai fakta tentang terjadinya pelanggaran Ham berat yg dilakukan penguasa militer Orbais.
Dari kasus pelanggaran Ham korban 1965, ibu Carmel semakin dibenci pemerintah Orba karena melakukan internasionalisasi pelanggaran Ham berat di Timor Leste, Papua dan Aceh. Di tiga wilayah ini terjadi konflik antara gerakan pembebasan nasional berhadapan dgn militer Indonesia yg memberlakukan Daerah Operasi Militer.
Pada tahun 1990an, dengan makin menguatnya tuntutan demokratisasi, rejim orbais melakukan serangkaian teror dsn represi atas aktivis demokasi dari PRD, SMID, PPBI , yayasan Pijar, SBSI, PUDI dan AJI.
Saya bersama kawan2 PRD laku ditangkapi di Jakarta dan Surabaya serta berbagai kota lainya pasca kerusuhan 27 juli 1996 yg diorganisir militer. Kami ditangkap dgn tuduhan tindakan subversif dgn tuduhan komunis dgn pasal UU PNPS 1963 tentang timdakan subversif. Lalu para tapol PRD harus mendekam di penjara Cipinang. Sementara yg lain di tahan di penjaa Kalisosok Surabaya dan LP Wanita Medaeng di Malang.
Di penjara cipinang saya bertemu dgn Tapol PKI, Tapol Lampung, Xanana Gusmao dan Tapol Timor Leste, Nuku Sulaeman Pijar Indonesia, Sri Bintang Pamungkas dr PUDI, Mochtar Pakpahan SBSI , andi dr AJi dan Jacob Rumbiak dr OPM.
Selama di penjara Cipinang saya rajin menulis surat utk Ibu Carmel Budiardjo di London. Saya menulis tentang kondisi Tapol di penjara Cipinang. Surat saya titip via pengacara, ibu dan tim relawan. Dengan cara itu saya melakukan updating atas penghuni dunia tertutup bernama penjara.
Setelah diktator soeharto mundur, saya dibebaskan melalui Amnesty oleh presiden BJ Habibie yg saya tolak. Kami menuntut pembebasan semua Tapol tanpa syarat, tidak diskriminatif. Saya dipaksa keluar sel oleh polisi dr brimob dgn menggergaji sel.
Sekitar bulan Agustus 1998 bu Carmel menghubungi saya via email menyampaikan undangan untuk hadir di peringatan ulang tahun Tapol ke 25 di London pada bulan Oktober 1998. Saya diminta memberi orasi Ham bersama Ramos Horta dan seorang anggota Parlemen Inggris yg mendukung Tapol.
Turun dr pesawat di bandara Heathrow saya hanya kenakan kaos oblong. Udara musim dingin menyapu tulang. Saya lalu naik kereta menuju kantor Tapol. Sampai di kantor ibu Carmel menyambut hangat dan memberi tahu saya kamar tempat tidur. Pertanyaan pertama dia " ini masih musim dingin, kamu pakai kaos, apakah tidak membawa baju hangat ? Bu Carmel lalu mengambilkan sebuah jaket hangat. " ini kamu pakai bila keluar, ini hadiah musim dingin untuk kamu. Selamat datang di Tapol London." Jaket pemberian dr bu Carmel masih saya simpan sampai sekarang.
Sebagai ganti jaket musim dingin saya menyerahkan t shirt bertuliskan " free all political prisoners". IbU Carmel mengenakan t shirt tsbt diacara ulangtahunTapol.
Dalam orasi ultah tapol saya menyampaikan 2 hal pokok.
Pertama, proses reformasi harus didorong lebih jauh lagi dr penggulingan soeharto menjadi pencabutan dwi fungsi ABRI. Karena militer yg berpolitik menjadi bahaya bagi reformasi kedepan.
Kedua, proses pembebasan Tapol yg masih diskriminatif dgn kriteria tidak terlibat g 30 s pki; tidak terlibat gerakan separatis dan tidak anti Pancasila. Dengan kriteria tersebut maka tapol pki yg sepuh, tapol Timor Leste dan OPM serta Tapol Islam dr Lampung dan Tanjung Priok tidak termasuk yg akan diberikan amnesti.
Perjumpaan di London adalah perjumpaan terakhir dgn bu Carmel di London. Kami masih kontak sebentar via email. Bu Carmel bahkan mengirim bbrp edisi cetak buletin Tapol. Semenjak itu, ibu Carmel dsn Tapol aktif di APCET utk mendukung referendum di Timor Leste dan mengangkat isu Timor Leste di forum2 internasional. Referendum 30 agustus 1999 menghasilkan kemenangan bagi kubu pro kemerdekaan. Untuk perannya tersebut ibu Carmel dapat penghargaan dr pemerintah Timor Leste.
Referendum di Timor Leste dan tumbangnya kediktatoran soeharto adalah kisah sukses dr perjuangan Tapol. Namun perjuangan berlanjut. Pelanggaran Ham di Papua masih berlangsung, represi politik dan pelanggaram Ham masih terjadi. Sementara kejahatan Ham berat masa lalu masih belum jelas penyelesaiannya.
Bu Carmel sendiri krn faktor usia, tetap menyuarakan Ham dgn keras. Perannya mungkin tidak semaksimal puluhan tahun lalu. Orang2 muda kini melanjutkan perjuangan dan legasi dr yg dibangun bu Carmel.
Selamat jalan bu Carmel, orang terbaik dan paling konsisten memperjuangkan Ham utk rakyat Indonesia, Timor Leste, Aceh dan Papua.
Kami berhutang budi yg tak mungkin terbalaskan. Hanya dengan mencintai demokrasi dsn menyuarakan Ham kami dapat melanjutkan apa yg bu Carmel perjuangkan selama ini. Istirahatlah dalam damai.
Semoga kami bisa konsisten melanjutkan perjuangan bu Carmel.
Saya berharap, bila beranjak tua bisa spt bu Carmel...